Selasa, 15 Oktober 2019

Pertunjukan Sembunyi-Sembunyi

Persembunyian kita masih aman
Segala lusuhmu ku perhatikan baik-baik
Tak ada yang tahu
Hanya aku yang kerap kali kau ceritakan banyak hal

Pertunjukan mu dengan hanya aku penontonnya
Kau bebas sesukamu
Bernyanyi tentang pujian
Memaki hal yang tak kamu suka sekalipun

Ada yang tahu Pertunjukan kami ?
Tidak ada sama sekali
Kamu terlihat utuh di depan mereka
Dan rapuhmu adalah pertunjukan yang kuiyakan


 Ada pertunjukan sembunyi-sembunyi milik kita
Di balik lorong rindu yang sulit untuk jumpa
Sekalinya iya itu adalah balada kita saja
Kau dan aku menikmatinya


Senin, 14 Oktober 2019

Cerita Kegagalan

Hari itu yang kesekian kalinya
Ada batang yang patah hingga air mata yang terasa kencang derasnya melebihi dari hujan
Langit malam jauh lebih gelap dan kopi rasanya jauh lebih pahit

Hari itu aku punya cookies, aku berikan ke kamu
Perasaanku bilang kausedang tak baik-baik saja hari itu
Aku tidak bisa terlalu jauh menyentuhmu
Maka harapku, cookies manis itu akan menyatu di aliran darahmu
Setidaknya yang pahit ada sedikit rasa manisnya

Aku berharap semoga malam cepat pergi lalu berganti pagi
Biar lukanya cepat hilang
Dan kau sembuh
Aku memang bukan siapa-siapa , tapi kurasa kita sama

Kita pernah merasa gagal walau dalam dimensi yang berbeda
Rasa pahitnya tak jauh beda, percayalah
Sampai saat ini, kau memang hebat
Kau masih jadi yang paling kuat di cerita kegagalanmu

Sementara aku, benar-benar malu untuk menguatkanmu
Aku titip kamu sama Tuhan
Supaya semesta menjadi hal yang selalu ingin kamu jalani
Walau kadang harus pura-pura kuat dahulu


Rabu, 02 Oktober 2019

Surat Cinta Untuk Tuan

Siang itu kamu lari-lari sendirian
Aku dengar langkah kakimu
Walau dari kejauhan
Tapi aku tahu kamu sendiri

Kamu bergegas menuju ke mobilmu
Membawa tas kecil favoritemu
Dan mengendarainya keliling kota
Kamu masih sendirian

Aku tahu kamu mau kemana
Tanpa harus mengabari
Rasa-rasanya kita seperti sudah lama kenal
Mudah-mudahan aku tidak salah mengira

Tuan,
Entah apa ini namanya
Sejak kamu menawanku dua bulan lalu
Aku rasa perasaan ini tidak seperti biasanya

Ada kamu yang selalu kujadikan motivasi
Lihatlah, aku semakin pandai merawat diri bukan ?
Rasanya aku ingin merawat kamu juga jadinya
Hingga di luaran tahu kalau kamu baik sebenarnya



Selasa, 01 Oktober 2019

Sore

Ada apa saja d balik kejadian kemarin?
Ada kamu dan aku
Ada rasa khawatir hari itu
Ada takut hari itu

Hari itu aku di pukul mundur
Dari jauh aku dipukul mundur
Kelakuan ku di salahkan
Semenjak semuanya berantakan dan tidak rukun lagi

Kamu tetap pecicilan hari itu
Kamu ajak mataku berpetualang di balik setiap ucapanmu
Hari itu, aku resah tapi pasrah
Karena kamu bantuku melepas gelisah

Dunia ini tak melulu tentang masalalu rupanya
Pukulan yang keras rupanya membuatku terdampar jauh
Hingga kaki ku malas menuju dia
Setidaknya untuk membantumu tak memukul

Giliran kamu sekarang
Ambil peranmu
Sesukamu
Semoga aku dan kamu bahagia sore ini

Rabu, 11 September 2019

Tempat untuk Maaf

Aku cukup mengerti bahwa ada maumu yang tak ku penuhi
Dan kau temukan dibalik lacurmu
Iya aku paham, maumu adalah pulangmu
Sementara aku, hanya punya tempat untuk maaf

Satu, Dua dan Tiga maaf rasanya belum cukup
Kau, lagi-lagi sumpahmu sangat bergetar
Dan ingkar benar-benar terasa ringan
Seringan maaf yang ikut-ikutan ringan

Mengucap maaf memang mudah
Tapi perasaan benar-benar payah untuk seirama
Gemuruh pun turut rusuh memaksa air mata untuk terus turun
Dan kamu masih punya tempat, Maaf

Mungkin maaf sudah di takdirkan jadi tempat pulang segala lacur
Pulangnya segala salah
Barangkali, benar
Karena selalu ada tempat untuk maaf




Kita Masih Bisa

Papa memandang Ali dan Alya
Mereka semakin tumbuh
jelas
Sabanhari makan terus

Papa bilang, Mama Pergi
Ali bilang iya paham
Tapi Alya belum paham
Alya payah

Mama meninggal ? Tidak
Mama hanya sedang di duniaa yang baru
Dunianya tanpa Papa
Tapi masih ada kita

Kita masih bisa bertemu Mama
Papa juga
Tapi Papa kalah dengan rasa sakit
Luka selalu menang kala detik membuat Papa dan Mama bertemu

Alya hanya jadi penikmat pertemuan Papa dan Mama
Sementara Ali, berusaha kuat diatas sesuatu yang tak utuh
Kita milik waktu
Sementara waktu bukan punya kita

Selasa, 10 September 2019

Ada Kamu di Permohonanku pada Tuhan

Selepas sholat dan berdo'a untuk kebaikan keluargaku
Aku tak absen menceritakan tentangmu
Tentang percakapan kita yang membuat emosi jungkat-jungkit
Tapi ada luka yang kau hapus disana
Berikut pilu yang kau tanggalkan

Semenjak pilu-pilu mulai berguguran
Kita sama-sama menemukan bahwa bintang-bintang selalu indah dalam rasinya
Saling menjadi titik yang menghubungkan
Hingga rupa yang indah walaupun gelap

Setelah kau tunjukan itu,
Bagaimana mungkin aku menanggalkan nama mu dari daftar permohonanku pada Tuhan?
Kau jauh lebih layak untuk itu
Bebal rasamu di luar sana benar-benar tanggal saat bersamaku

Jika ada satu tawaran mu untuk aku meminta apa darimu ?
Aku hanya meminta melekat jauh lebih dekat dari kulitmu
Ada dalam yang kau hembus hingga oksigen benar-benar tertembus
Dan selalu setia saling mensiasati agar waktu betah menikmati cerita kita