Salam untuk kamu di Dataran Tinggi Sumatera Barat, ini aku yang kamu minta sebagai teman hidup.
Sebelumnya, aku mengucapkan terimakasih atas tawaran surga ku jika aku jadi istrimu. Pernikahan bagiku bukan berbicara memulai. Ini prinsip. Bagiku menikah adalah ibadah, lebih kencang lagi bicara tentang ikhlas.
Bukan aku tidak mengerti Agama jika aku menolak lamaran ini. Aku hanya tak ingin melukaimu nantinya. Bukankah, pernikahan itu sepaket cinta ? Sepaket Cinta harusnya membahagiakan bukan berarti melukai diantaranya.
Jika sebelumnya Mak Datuk meng-iyakan. Maka aku harus bilang jujur bahwa itu bukan jawaban dariku. Pernikahan ini lagi-lagi bukan bicara soal adat. Bukan sekedar meng-iyakan di atas obrolan dalam lapau.
Aku tahu kau orang yang baik, buktinya saja, kamu tak mengajakku berpacaran, bertele-tele menghabiskan waktu. Kau memilih langsung memintaku untuk Halal. Jika aku salah dengan pemikiranku, salahkan saja aku.
Lagi-lagi harus aku katakan, aku tak mau kamu memelihara luka seumur hidup. Sulit rasanyabagi siapapun jika harus menerima pasangannya tak memikirkannya malah orang lain. Aku tak ingin kamu malah sakit.
Liburan hari raya, serta pertemuan kita yang tak sengaja itu lebih baik anggap saja angin lalu. Aku akan selalu mendoakanmu kelak kamu mendapatkan perempuan baik, yang jauh lebih baik dariku.
Aku memohon maaf sekali lagi, apabila berita ini membuat mu malu karena sudah beberapa orang kampung tahu kelak Februari akhir akan ada pesta kita. Aku tahu betapa malunya itu. Sebut saja aku yang tak baik.
Ada Janji disini yang harus aku tepati. Ada hati lain yang memiliki hati ini. Aku harus berjuang banyak dulu disini, di Tanah Jao.
Kudoakan bahagia terus mengejar mendekatimu. Bahkan akan selalu jadi teman terbaikmu
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar